BANJARMASIN – Terselip momen unik memikat perhatian usai penyambutan Delegasi Asosiasi Departemen/Jurusan Antropologi Seluruh Indonesia (ADJASI), Minggu (21/9) malam.
Wali Kota Banjarmasin, H. Muhammad Yamin HR, mengajak salahsatu tamu internasional melihat seni teater tradisonal Japin Carita dan memperkenalkan khas kue tradisional Banjar.
Maya Teughels, mahasiswi magister Antropologi Sosial dari Catholic University of Leuven dari Belgia, ikut terkesima. Ia yang tertarik pada dinamika budaya masyarakat sungai di Kalimantan Selatan terlihat semringah.
Momen santai itu menjadi warna tersendiri di sela rangkaian Seminar Nasional dan Rakernas ADJASI yang berlangsung di Banjarmasin 19–22 September 2025. Dari aula resmi hingga ke meja hidangan tradisi, pertemuan ini menunjukkan bahwa antropologi bukan hanya soal teori, tetapi juga rasa, aroma, dan cerita di baliknya.
Di sisi lain, forum akademik ini pun diharapkan dapat menjadi ruang bagi pengembangan ilmu antropologi melalui kontribusi nyata dalam memahami keberlanjutan masyarakat dan peradaban sungai yang ada di seluruh Indonesia, tak terkecuali di kota Banjarmasin.
“Tradisi sungai di sini sangatlah kuat. Saya berharap keberadaan ADJASI melahirkan gagasan baru yang lebih segar dan bermuara pada eksistensi nilai-nilai kearifan lokal,” jelas Yamin.
Sementara itu, Ketua ADJASI, Rina Hermawati menyambut baik jamuan serta kolaborasi yang digaungkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dan ULM Banjarmasin. Ia menyebut, ADJASI bertekad untuk memperluas jejaring serta mengabdikan diri melalui landasan pemikiran yang padu bagi pembangunan daerah.
“Sebagai antropologi, kami ingin berkontribusi, memikirkan bagaimana pembangunan budaya di masing-masing daerah itu bisa seimbang dan maju. Paling tidak sedikit banyak kami bisa berkontribusi secara gagasan dan pemikiran akademik,” tandasnya. (Adv)